Sejarah Singkat Petrus yang Gempar di Era Soeharto

  • Djembar
  • Aug 12, 2024
Sniper

Kebanyakan masyarakat Indonesia tahu dengan istilah Petrus, namun tidak semua tahu bagaimana sejarah singkat petrus ini ada. Yang orang tahu penembakan-penembakan dilakukan secara pada orang-orang tertentu.

Baik itu orang penting hingga orang biasa sekalipun. Terjadi pada Era Order Baru, orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan serta ketertiban dan akan menjadi sasaran dari petrus ini. Era tersebut menjadi masa mencekam karena sudah memakan banyak korban jiwa.

Hal ini terjadi terutama di daerah Jakarta dan Jawa Tengah, untuk para pelaku dari Petrus ini tidak pernah teridentifikasi. Sehingga munculah istilah dari Petrus atau singkatan Penembakan Misterius.

Sejarah Singkat Petrus

Bersumber dari Wikipedia, Petrus adalah kepanjangan dari Penembakan Misterius dan sejarah singkat petrus ini bermula dari sebuah operasi rahasia di era Orde Baru dibawah pimpinan Soeharto yakni tahun 1980-an.

Adanya operasi ini berawal dari operasi penanggulangan kejahatan pada Jakarta tahun 1983. Kemudian Soeharto memberikan penghargaan ke Mayjen Pol Anton Soedjarwo Kapolda Metro Jaya. Ia sudah berhasil membongkar perampokan yang sudah membuat masyarakat resah.

Kemudian pada tahun yang sama Soeharto yang berada di hadapan Rapim ABRI memberikan perintah untuk melakukan pemberantasan efektif agar bisa menekan angka kriminalitas. Bahkan pidato tersebut ia ulang pada 16 Agustus 1982.

Sehingga permintaanya mendapatkan sambutan Pangkopkamtib Laksamana Sudomo di rapat koordinasi di Markas Kodam Metro Jaya 19 Januari 1983. Dalam rapat tersebut ikut bergabung Pangdam Jaya, Wagub DKI Jakarta serta Kapolda Metro Jaya dan dibentuklah Operasi Celurit. Langkah tersebut menjadi dasar dari operasi sama yang dilakukan oleh ABRI pada setiap kota dan provinsi masing-masing.

Pertama kali dilaksanakan di Yogyakarta, ini diakui secara terbuka oleh M. Hasbi Komandan Kodim 0734 sebagai operasi pembersihan preman. Dan kemudian Yogie S.Memet yang merupakan Panglima Kowilhan II Jawa-madura ikut mengembangkan operasi tersebut ke berbagai kota dengan cara tertutup.

Akibat dan Kontroversi Buntut Sejarah Petrus

Karena adanya penembakan yang dilakukan secara misterius dalam kurun satu tahun atau pada tahun 1983 sudah tercatat 532 orang meninggal dunia. Kemudian 367 mengalami luka tembak. Sedangkan pada tahun selanjutnya tercatat 107 orang meninggal dunia, tahun 1985 korban meninggal dunia mencapai 74 orang.

Korban-korban ini seringkali ditemukan dengan kondisi leher serta tangan yang terikat. Kemudian juga banyak yang dimasukan ke dalam karung kemudian ditinggalkan dipinggir jalan, laut, hutan, kebun atau rumah.

Pola dari penculikan tersebut biasanya dilakukan oleh orang yang tidak dikenali dan untuk penjemputannya dilakukan aparat keamanan menjadi ciri khas kasus ini. Sehingga memicu kontroversi serta perdebatan sengit.
Terjadi perdebatan di berbagai kalangan hal ini sudah masuk ke ranah ahli hukum, politisi serta pemegang kekuasaan. Sehingga menimbulkan pro juga kontra terkait etika operasi juga efektivitas operasinya.

Kasus Pelanggaran HAM

Petrus termasuk dalam kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di masa lalu, hal ini merujuk pada peristiwa yang ada dalam UU 26 tahun 2000. Operasi ini tergolong pelanggaran berat karena sudah menghilangkan nyawa juga melakukan penyiksaan tanpa adanya proses pengadilan.

Dan sejak tahun 2008, Komnas HAM melakukan berbagai upaya menelusuri deretan apa saja pelanggaran HAM berat yang terjadi pada era Orde Baru dan salah satunya adalah Petrus. Yang mana setidaknya ada 115 orang dianggap berkaitan dengan kasus ini. 95 saksi, 14 saksi korban, 2 purnawirawan TNI dan Polisi, serta 2 saksi aparat sipil.

Mengetahui sejarah singkat petrus ini menunjukan betapa kelam dan kegagalan penerapan hukum demokrasi dan HAM di Indonesia.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *